Suatu kelainan motorik yang ditandai
oleh peningkatan refleks perenggangan tonik yang terkait dengan peregangan dan
peningkatan refleks tendon, yang berasal dari eksitabilitas yang berlebihan
dari refleks regang
·
Karakteristik
hiperrefleksi, hipertoni dan klonus
·
Beberapa
ahli rehabilitasi medis menganggap bahwa ketika pasien bekerja keras untukmencapai kontrol
motorik yang optimal dan menghindari kontraktur dari jaringan lunak maka
akan memperlambat perkembangan spastisitas
·
Spastisitas
(nyata) terjadi pada sekitar 16% dari pasien stroke yang selamat.
·
Penanganan
dini yang tepat akan mempunyai pengaruh besar terhadap penampilan dan derajat
beratnya stroke di kelak kemudian hari.
·
Spastisitas
terjadi pada lesi Upper Motor Neuron (UMN), walaupun ada perbedaan spastisitas
antara lesi otak dan medulla spinalis.
·
Meningkatnya
Tonus Otot Akibat Terjadinya Hipereksitabilitas Dari Alfa-Motorneuron
·
Spastisitas
ini terjadi karena kerusakan pada system pengontrol gerakan (inhibisi) sehingga
terjadi terlepasnya reaksi postural dari kontrol volunter
·
Elemen
pokok : “Velocity-dependent increase in tonic reflexes”
Gejala yang terjadi adalah otot yang tegang (tonus meninggi), kaku,
kadang nyeri, pola sinergis dan reflek yang berlebihan yang dapat mengganggu
aktivitas fungsional. Bila ini berlangsung terus maka dapat mengakibatkan
terjadinya kontraktur dan mungkin terjadi deformitas pada persendian. Tanda-tanda
yang menyertai spastisitas diantaranya: pola sinergis, reaksi asosiasi, reflek
fisiologis yang meningkat, reflek patologis positif, dan adanya clonus. Spastisitas
akan memberat saat pasien melakukan usaha keras, takut, panik, ada ggn
keseimbangan, terkejut, batuk, bersin, mengejan dan lain-lain yang sifatnya
mendadak dan butuh usaha keras.
Faktor – Faktor
Pencetus
·
Infeksi
saluran kencing
·
Konstipasi
·
Dekubitus
·
Stimulus
noksius/nyeri
·
Terlalu
lama tidur /duduk, kateter bantu, batu kandung kemih, “ingrowingnails”, gastritis/dismenorea
·
Gangguan
psikologis/emosi
Akibat Spastisitas
·
Mobilitas
turun
·
Nyeri
·
ROM
sendi turun
·
Posisi
Terganggu
·
Dekubitus
·
Fungsi
Menurun
·
Kosmetik
jelek
·
Beban
perawatan
Pola sinergis
1.
Pada
Lengan
a. Flexor synergis
• Scapula :
elevasi dan retraksi
• Bahu : abduksi, eksternal (atau internal rotasi)
• Siku : fleksi
• Lengan bawah : pronasi (atau supinasi)
• Pergelangan
tangan : fleksi
•
Jari-jari/ibu jari : fleksi
dan adduksi
b. Extensor synergis
• Scapula : depresi dan protraksi
• Bahu : adduksi, internal rotasi
• Siku : ekstensi
• Lengan bawah : pronasi
• Pergelangan
tgn : sedikit ekstensi atau fleksi
•
Jari-jari/ibu jari : fleksi
dan adduksi
2.
Pada
Tungkai
a. Flexor synergis
• Pelvis : elevasi dan retraksi
• Panggul : fleksi, eksternal rotasi
• Lutut : fleksi
• Pergel kaki : dorsi fleksi, supinasi
• Jari-jari : ekstensi (saat spastis bisa
fleksi)
• Ibu jari : ekstensi
b. Extensor synergis
• Pelvis : elevasi dan retraksi
• Panggul : ekstensi, internal rotasi ,
adduksi
• Lutut : ekstensi
• Pergel kaki : plantar fleksi, inversi
• Jari-jari : fleksi, adduksi
• Ibu jari : ekstensi
Pemeriksaan spastisitas
Pemeriksaan
kesan spastisitas dapat dilakukan dengan cara inspeksi atau palpasi. Diagnosis
pasti dari spastisitas ditegakkan dengan pemeriksaan gerak pasif yang semakin
cepat. Spastisitas dapat diberikan skor dengan Asworth scale
Penanganan
1. Obat-obatan seperti: diazepam, baclofen, botulinum toxin
2. Pembedahan: merusak sel di medulla, operasi mengatasi
kontraktur-kaku sendi
3. Fisioterapi:
·
Pendekatan
dengan prinsip neurofisiologis, seperti sweeping, reflek inhibitory postur,
pola anti spastis, aktivasi otot antagonisnya
·
Pendekatan
muskuloskeletal, seperti stretching,
casting (gips), splinting, aplikasi panas atau dingin, stimulasi listrik,
rileksasi, biofeedback
·
Pendekatan
aktivitas yang fungsional, adanya partisipasi aktif pasien, weight bearing
·
Penanganan
dini untuk menghambat timbulnya spastisitas
·
merupakan
tindakan yang sangat penting dan berarti.
d
grade
|
keterangan
|
0
|
Tidak ada peningkatan tonus otot.
|
1
|
Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan terasanya tahanan
minimal (catch and release) pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi
atau ekstensi.
|
2
|
Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan adanya
pemberhentian gerakan (catch) pada pertengahan ROM dan diikuti dengan adanya
tahanan minimal sepanjang sisa ROM
|
3
|
Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar ROM, tapi
sendi masih mudah digerakkan.
|
4
|
Peningkatan tonus otot sangat nyata sepanjang ROM, gerak pasif sulit
dilakukan
|
5
|
Sendi atau ekstremitas kaku/rigid pada gerakan fleksi atau ekstensi
|